Tim Edukasi PSHE

Bagian integral dari kurikulum PSHE adalah mengajar dan mengembangkan pemahaman siswa tentang bagaimana dan mengapa penting untuk menjaga kesehatan emosional mereka. Dalam dua bulan terakhir, kami di PSHE memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi apa yang dirasa dan mengekspresikan emosi dengan cara tertentu. Kami juga meminta siswa berbagi cara dalam menganalisis, berintrospeksi dan mengelola emosi seseorang serta mendiskusikan bagaimana hal tersebut merupakan bagian penting dalam menjaga kesejahteraan siswa.

Apa yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak mengatur emosinya:

  1. Mengakui perasaan mereka

Remaja seringkali kesulitan mengekspresikan emosinya secara verbal. Terkadang mereka akan mengatakan “Saya baik-baik saja”, tetapi bahasa tubuh mereka menunjukkan bahwa mereka sedang mengalami emosi yang negatif. Orang tua dapat mulai memperhatikan tanda-tanda ini dan mendorong mereka untuk berbicara secara terbuka tentang perasaan mereka, terutama menekankan bahwa semua perasaan itu merupakan hal yang wajar untuk mereka rasakan.

  1. Berempati dan berintrospeksi

Beri mereka komentar yang hangat dan beritahu mereka bahwa Anda akan selalu ada di sisi mereka. Kata-kata sederhana seperti “tidak apa-apa” dan “Saya selalu siap kapanpun ketika kamu ingin membicarakannya” sangat berarti bagi mereka. Bimbing mereka untuk berintrospeksi dengan emosi mereka.

3.  Bantu mereka menemukan strategi efektif dalam menghadapi masalah

Ajari anak Anda untuk membedakan antara mekanisme koping yang sehat dan tidak sehat. Mereka seringkali merasakan emosi intens yang mengarah pada sikap agresif, depresi, atau menarik diri secara sosial. Untuk mencegah hal ini, orang tua dapat menunjukkan (dan menjadi panutan) dalam mengajarkan berbagai strategi efektif, seperti memberikan perhatian penuh, menulis jurnal, mencari bantuan, dan melakukan aktivitas perawatan diri.

Sumber daya tambahan:

Cart
  • No products in the cart.