Saat ini siswa kelas 8 sedang membaca novel ‘Animal Farm’ karya George Orwell dan baru-baru ini kami belajar menulis pidato persuasif. Pidato berikut (yang ditulis oleh Radha) terinspirasi dari pidato pemberontakan Mayor Tua (merupakan salah satu karakter dalam novel tersebut). Inti dari pidatonya adalah tentang pemberontakan terhadap sistem sekolah. Harap dicatat bahwa pidato yang ditulis Radha ini hanya sekedar parodi. Pada kenyataannya, semua siswa kelas 8 sangat suka bersekolah! 🙂


Pemberontakan Terhadap Sistem Sekolah
Oleh Radha 8X

Halo teman teman! Sekarang, saya yakin kalian semua takut bersekolah dan berpikir bahwa bersekolah itu sangat buruk. Nah, saya juga! Itulah sebabnya saya menulis seperangkat aturan brilian agar kita bisa memberontak dan menghancurkan sistem sekolah yang mengerikan ini, namun saya tidak bisa melaksanakan pemberontakan ini tanpa bantuan kalian! Izinkan saya memberi tahu kalian, teman-teman, bahwa sekolah benar-benar sedang mencoba membunuh kalian! Hal ini membawa saya ke keputusan pertama saya.

Pertama, tidak ada pekerjaan rumah. Apakah kalian ingin tahu mengapa hidup kalian begitu membosankan dan penuh penderitaan? Pekerjaan rumah merupakan alasan utamanya. Menghapus PR dari hidupmu dan penderitaanmu akan terhapus! Begitu banyak waktu yang terbuang; tidak ada waktu untuk berolahraga, jalan-jalan bersama teman, melakukan hobi, melakukan pekerjaan, beristirahat sepulang sekolah, menghabiskan waktu bersama keluarga, dan semuanya untuk apa? Bahkan PR tidak akan memengaruhi kinerjamu di kelas!

Kedua, tidak ada ujian. Kita tidak lagi hidup di tahun 1950-an, namun sistem sekolah kita masih saja berdasarkan hafalan! Tahukah kalian bahwa sekolah di Finlandia tidak pernah memberikan PR ataupun ujian namun memiliki tingkat kelulusan 95% dan skor siswa mereka 25-30% lebih tinggi daripada skor siswa di seluruh dunia? Ini menunjukkan bahwa ujian tidak ada gunanya, dan hanya karena kalian tidak dapat menghafal sesuatu di atas kertas tidak berarti kalian bodoh, walaupun sekolah pasti membuat kalian merasa seperti itu. Juga, bukankah konyol bahwa satu hal yang membuat kalian siap untuk kuliah, pekerjaan, dan masa depan hanyalah beberapa lembar kertas? Pikirkan hal ini baik-baik.

Ketiga, tidak ada konferensi orang tua dan guru (PTC)! Jasmine, setelah PTC yang terakhir, tidakkah kamu ingat bagaimana orang tuamu benar-benar ingin menghabisimu di rumah? Konferensi-konferensi itu tidak menimbulkan dampak apapun selain kecemasan, ketakutan, penghinaan, dan penyesalan. Bukankah rasanya buruk sekali untuk duduk di antara orang tua dan gurumu, mendengarkan mereka berbicara tentang dirimu dan kamu hanya bisa berharap kamu tidak pernah dilahirkan?

Keempat, lebih banyak pilihan dalam belajar. Dari TK sampai SMA, kita dipaksa untuk terus belajar mata pelajaran yang kita tidak sukai. Kita juga dipaksa untuk mengingat tentang mitokondria namun kita tidak pernah mempelajari keterampilan kehidupan yang nyata. Sebagai siswa, kita berhak memiliki pilihan!

Kelima, istirahat antar pelajaran/periode. Setelah setiap pelajaran selesai, bagian yang berbeda-beda dari otak kalian telah digunakan sedemikian rupa sehingga membuat kalian kelelahan luar biasa namun dipaksa untuk segera beralih ke mata pelajaran lainnya! Secara 180 derajat otak kalian harus beralih dari aljabar ke menulis persuasif, ke konser atau simfoni atau bahkan ke mitokondria! Setelah semua kerja keras kita, kita layak beristirahat jadi mengharapkan kita untuk mempertahankan tingkat fokus yang sama selama 7 jam adalah sesuatu yang mustahil!

Keenam, periode tidur/istirahat. Anak-anak kecil pra-sekolah mendapatkan waktu istirahat lebih banyak namun menggunakan otak mereka lebih sedikit! Sebagai remaja, kita membutuhkan waktu istirahat sebanyak yang mereka butuhkan, bahkan lebih banyak, karena usia remaja adalah usia yang paling melelahkan. Jadi kenapa kita tidak memiliki waktu istirahat yang cukup? Sekolah secara praktis menginginkan kita gagal.

Ketujuh, jam sekolah yang lebih sedikit. Studi menunjukkan bahwa otak remaja tidak berfungsi dengan baik sampai jam 10 pagi, jadi jam 8 pagi itu terlalu dini untuk mulai bersekolah. Juga, tidak masuk akal bagi sekolah untuk mengharapkan otak kita bisa berfungsi 7 jam sehari plus jam belajar tambahan di rumah dan mengerjakan persamaan Matematika pagi-pagi sekali!

Kedelapan, aturan berpakaian (khususnya bagi anak perempuan). Hai girls, pernahkah kalian melihat bahu seorang pria dan berpikir wow, saya merasa sangat tertarik dengan bahu pria itu? Saya meragukan hal tersebut. Jadi apa masalahnya di sini? Sekolah tidak akan pernah memberikan aturan berpakaian kepada seorang anak perempuan berusia 8 tahun karena memperlihatkan bahunya, atau jika celana pendeknya sedikit terlalu pendek. Lebih baik kita mengajari pria bagaimana caranya menghormati perempuan.

Terakhir, jangan berharap agar kita tahu segalanya begitu kita berusia 18 tahun. Otakmu belum sepenuhnya berkembang sampai kamu berusia 25 tahun. Sekolah tidak berhak mengejek kita jika sampai usia 18 tahun kita masih belum bisa membuat keputusan yang menentukan masa depan seperti kuliah, pekerjaan, karier, dll. Sekolah hanya memberikan tekanan yang berlebihan pada masing-masing bahu kita dan mengharapkan hal yang tidak realistis.

Sekolah mengajarkan kita bagaimana menjadi karyawan, bukan pemimpin. Kita memiliki aturan berpakaian, mengikuti aturan tertentu, mengikuti jadwal tertentu, tidak bisa memilih tenggat waktu, dan pilihan dan ide kita tentang sistem sekolah sangat terbatas. Kita diharapkan untuk bertindak patuh, dan jika kita gagal kita akan dihukum. Sebuah email yang dikirimkan ke orang tua kita adalah seperti sebuah peringatan di kantor, dan jika kita memperoleh hukuman karena sering terlambat menyerahkan tugas maka hal ini sama dengan orang dewasa yang mendapatkan kartu merah atau di PHK. Generasi kita (gen Z) memiliki tingkat kecemasan tertinggi, serta rata-rata tingkat kecemasan seorang remaja modern sama dengan yang dialami oleh pasien Rumah Sakit Jiwa pada tahun 1950-an.

Kita diharapkan untuk menghadiri sekolah 7 jam sehari, menyelesaikan setidaknya satu jam belajar di rumah, menyelesaikan PR tambahan, memikul tanggung jawab tugas rumah tangga, menjaga hubungan yang sehat, menjaga kesehatan mental yang baik dan cukup tidur, yang kesemuanya merupakan tanggung jawab pribadi kita. Yah, saya lelah menjalani hidup seperti ini dan saya yakin kalian semua juga! Jadi bergabunglah dengan saya untuk memberontak melawan penjara yang berwujud sistem sekolah! Mereka memiliki kekuasaan hukum tetapi kita memiliki kekuatan masal! Bersama-sama kita bisa mengakhiri penderitaan kita dan bangkit sebagai Pemerintahan Dyatmika.

Cart
  • No products in the cart.