Pada hari Senin, 29 April 2019 yang lalu, para siswa Kelas 6, 7 dan 8 sangat beruntung dapat menonton pertunjukan drama berjudul ‘Orpheus’.

Pertunjukan ini menampilkan kembali mitos Yunani tentang Orpheus dengan sentuhan modern. Mengisahkan seorang musisi kesepian yang menemukan dan kehilangan cinta

Dalam versi ini, cerita ditulis dan dipentaskan oleh Alexander Wright dan Phil Grainger dengan karakter utamanya adalah seorang pemuda bernama Dave yang jatuh cinta kepada seorang wanita muda bernama Eurydice. Pada awal pertunjukan, dia digambarkan sebagai seseorang yang berbeda dari semua pemuda lain di dalam hidupnya. Dia tidak pernah benar-benar merasakan bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompoknya. Kemudian di dalam cerita ini, dia berubah. Dia meninggalkan keinginan terbesarnya di dunia musik dan sementara dia memperoleh banyak teman, hidupnya menjadi benar-benar tidak berwarna. Semua warna indah dalam hidupnya beralih ke berbagai nuansa abu-abu hingga suatu hari dia bertemu dengan Eurydice di sebuah bar karaoke. Ketika Eurydice berjalan ke bar tersebut, sang narator (Dave) menggambarkannya sebagai rentetan warna biru dan kuning. Dave melihat warna untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun. Segera mereka jatuh cinta satu sama lain dan bermaksud untuk menikah. Namun bencana melanda…

Setelah pertunjukan, para pemain dihadiahkan dengan lukisan Orpheus yang dibuat oleh seorang siswa Dyatmika sebagai ucapan terima kasih. Beberapa siswa Dyatmika yang beruntung telah terpilih untuk berpartisipasi dalam sebuah lokakarya, di mana kami berlatih akting dengan beberapa permainan dan perkenalan yang menyenangkan.

Kesimpulannya, pertunjukan dan lokakarya yang sangat sederhana (dengan hanya 2 orang aktor) terbukti dapat dieksekusi dengan baik. Kami amat menikmati pertunjukan tersebut dan berharap suatu hari nanti Phil dan Alexander akan datang kembali.

Cart
  • No products in the cart.